Pernah ada suatu masa dimana seseorang terjebak dalam suatu kondisi yang tidak wajar. Kondisi yang membuat kaki gemetar dan setengah mati mulut ini seperti diam tidak bisa bicara. Rasanya ingin mengelak namun terlalu pengecut jika sebagai laki-laki untuk begitu saja kabur. Situasi ini mungkin tidak sering terjadi, lagipula durasinya mungkin tidak terlalu lama jika dibandingkan dengan hal-hal yang biasa dialami. Namun ketika waktu itu datang, cuma malaikat yang tahu seberapa tampak bodohnya pada waktu itu.
Ini kunamakan suatu perjumpaan yang tidak biasa. Tak biasa karena memang tak biasa. Tak seperti bertemu orang kebanyakan, tak seperti berjumpa dengan hal yang umum dan tak seperti berjumpa dengan hati yang gelisah.
Dalam suatu perjumpaan yang tidak biasa, di suatu waktu yang tidak biasa pula serta di suatu tempat yang tidak akan pernah diduga sebelumnya.
Karena ini perjumpaan yang tidak biasa, aku gak pernah menduga sebelumnya. Tak pernah bisa tahu bagaimana dan mengapa bisa seperti ini, toh ini seperti serangan mendadak. Seperti pasukan yang datang mengendap-endap lalu menembus benteng kota. Atau seperti pencuri yang datang di waktu yang tak lazim yang tak disangka si empunya rumah. Seperti itulah rasanya perjumpaan yang tidak biasa ini, saat aku bertemu kamu.
Tapi...
Kamu bukanlah sepasukan yang menembus kota.
Kamu bukanlah seorang pencuri yang berniat mencuri.
Meskipun demikian, ternyata kamu telah menembus dan mencuri hati saat kita pertama bertemu dan saling menyapa. Itulah yang membuat perjumpaan yang tidak biasa, saat bertemu dengan orang yang tidak biasa.
Dan kini kamu sudah kuanggap sobat sendiri. Perjumpaan yang tidak biasa itu hanyalah bumbu penyedap kehidupan dan menjadi bahan tulisan dalam sebuah blog picisan. haha.
No comments:
Post a Comment