Sampai pada detik ini, setelah melalui perdebatan panjang dalam riak-riak kehidupan, sebuah kesimpulan pun ditarik.
Aku menamakan diriku enjinir cupu, agar aku ingat terus bahwa takdir sebagai enjinir itu kejam. Selalu ada yang baru, it means, selalu harus belajar. Sampai mati. Ga denk, sampai pensiun.
Jadi, panggil saya: enjinir cupu.
No comments:
Post a Comment